Hai kawan, long time no see!
"sedikit reminder, ini postingan pertamaku di tahun 2015 dan postingan pertama di dua bulan terakhir, hehe. Maap. hehe."
Tanpa edit tanpa bohong tanpa apa-apa lagi, kalimat di atas merupakan opening dari post ini... yang memang seharusnya dipost dua tahun lalu... DUA! hehe. Maap. Hehe. Jadi dibalik hal tersebut ada sebuah kisah...
Jadi pada suatu hari di 2015, seorang pemuda berjalan di kegelapan, yang serasa tanpa ujung, hingga suatu hari. Dia duduk, capai, memikirkan sesuatu. Meditasi. Hingga akhirnya dia menemukan bahwa kegelapan ini merupakan kemalasannya selama ini, sehingga dia memutuskan menjadi seorang yang rajin, dan bertekad merilis post baru di blognya, namun tak berlangsung lama. Dia kembali kejalan kegelapan, selama dua tahun, hingga akhirnya sekarang kembali ke jalan keterangan.
SKIP!!!
Note ; Cerita ini bukanlah cerita yang berfaedah dan hakiki, jangan ditiru. Jika ingin meniru, harap tiru dengan profesional dengan tanggung jawab diri sendiri karena kalian individu merdeka yang berdiri di bawah kaki kalian sendiri. Kecuali kalian berdiri dengan tangan kalian. Hehe.
Jadi sesuai judul, kalian akan membaca perjalanan hidup seorang lelaki menjajaki pulau Bali. Gak terlalu penting untuk kalian. Hehe. Perjalanan ini kita menelanjangi danau Tamblingan.
Danau Tamblingan ada di bedugul, dingin dingin puol, butuh dua jam dari denpasar. Treknya naik turun cantik-cantik. Tapi viewnya, dateng jauh-jauh, view yang kita suguhkan adalah air. #MINDBLOWN(?)
Ceritanya dari post ini adalah, pas itu aku masih anak sma yang imut, masih berseragam cuman bukan aparat tapi keparat. Hehe. Pas itu pagi-pagi, di chat grup tiba-tiba ada setan ngirim chat "Bolos yuk". Lho, diajakin yang engga-engga. Aku kan sebagai anak yang baik yaa, tertarik dong. Akhirnya pada ayo-ayo. Emang udah keliatan bibit-bibit anak setan ini.
Yah, akhirnya kita pada ngumpul di warung tongkrongan. Mempersiapkan amunisi, tenaga, berdoa pada Tuhan. Para anak SMA dengan seragam putih abu andalan gueh siap menjajal jalan! sambil berdoa tidak ada polisi. Setelah kita melakukan ritual, kita berangkat, lets ride!
Perjalanan yang jauh ini, melalui panasnya denpasar dan tabanan, melalui dinginnya bedugul, para pejuang ini selamat sentausa demi pemandangan danau.
Setelah nurunin kaki ini, menjajaki bumi tamblingan untuk pertama kali. Ga butuh waktu lama, kamera seleer dikeluarin. Pertempuran dimulai, cekrek sana gaya sini, gaya sana cekrek sini. Sekitar 30 menit kita bertempur, hingga memutuskan untuk turun kembali ke habitat. Pertempuran di mulai, kita kembali ke warung tongkrongan kesayangan. Dan cerita berakhir.
Kisah ini tidak berbeda dari kisah-kisah lainnya, dimana kisah ini pun memiliki kesimpulan. Kalian kawula muda harus pernah dateng ke danau ini, selain udara fresh, pemandangan aduhai, cocok buat run away dari kebisingan kota-kota. Tidak lupa juga, adegan dalam cerita ini harap tidak ditiru, karena berbahaya, jika ingin meniru, harap didampingi oleh profesional. Sekian dan thanks!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa berkomentar yang baik dan benar.